Dandim bersama Forkopimda Kediri Gelar Apel Kesiapan Tanggap Darurat Bencana
KEDIRI,LINTASDAERAHNEWS.COM - Komandan Kodim 0809/Kediri Letkol Inf. Ragil Jaka Utama S. Hub.,Int.,M.H bersama Forkopimda Kabupaten Kediri menggelar Apel Keseiapan Tanggap Darurat Bencana di wilayah hukum Polres Kediri tahun 2025.
Apel gabungan itu di gelar di Mako Polres Kediri Jl. PB Sudirman, Kecamatan Pare,Kabupaten Kediri. Bertindak sebagai Pimpinan Apel Wakil Bupati Kediri Hj Dewi Maria Ulfa ST dan Komandan Apel KBO Samapta Polres Kediri IPTU Eko Kuncoro.
Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Bupati Kediri Ibu Hj. Dewi Maria Ulfa, ST,Dandim 0809/Kediri Letkol Inf Ragil Jaka Utama S. Hub. Int., M.H,Kapolres Kediri AKBP Bramastiyo Priaji S.H S.I.K M.H,Kepala BPBD Kab Kediri Stefanus Joko Sutrisno, Sekertaris Pol PP Kabupaten Kediri Ibu Diah,Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kediri bapak Ari Purnomo,Kasi Dishub Kabupaten Kediri bapak Surani,Danramil 0809/11 Pare Kapten Arm. Bangun Budi Adi,PJU Polres Kediri,Damkar Kab Kediri bapak Andik, Korordinator Tagana Kab Kediri bapak Ikbal,
Dalam amanatnya Kapolda Jatim yang dibacakan Wakil Bupati Kediri Hj. Dewi Maria Ulfa, ST menyampaikan,”Bahwa Apel Ini merupakan momentum untuk menguatkan komitmen dan langkah nyata untuk memperkuat koordinasi, mempercepat respons, dan upaya menyelamatkan jiwa serta harta benda masyarakat yang terdampak dalam menghadapi ancaman bencana yang nyata di wilayah jawa timur dengan KONDISI geografis, topografis dan demografis yang kompleks, serta merupakan kawasan pegunungan, pesisir dataran banjir serta wilayah padat penduduk yang semuanya memiliki potensi risiko bencana yang tinggi.
Keadaan bencana di Jawa Timur sepanjang tahun 2025 menunjukkan tren kejadian yang menuntut kewaspadaan dan kesiapan kita bersama, berdasarkan data dari BPBD provinsi jawa timur hingga oktober tercatat lebih dari 300 kejadian bencana di seluruh kabupaten/kota.
Jenis bencana yang paling sering terjadi diantaranya banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan cuaca ekstrem serta kebakaran hutan dan gempa bumi lokal.
Ada beberapa peristiwa signifikan yang wajib menjadi perhatian kita dalam merancang pola tanggap darurat, pada 12 januari 2025 terjadi tanah longsor di kabupaten trenggalek yang memutus akses jalan dan memerlukan penanganan evakuasi dan rekonstruksi cepat. Kejadian ini menjadi contoh bagaimana hujan lokal dan karakteristik topografi memicu kerawanan longsor disisi lain, ancaman kebakaran lahan dan kebakaran hutan juga terjadi sepanjang 2025, tercatat kebakaran lahan di gunung lawu dan kebakaran lahan tebu di kabupaten lumajang dan mojokerto yang menyerang puluhan hektar lahan.
Catatan kejadian ini menegaskan bahwa ancaman bencana di jawa timur bersifat dinamis dan berlapis, sehingga menuntut kesiapan deteksi dini, patroli terpadu serta kecepatan penanganan dan kebersamaan dari seluruh unsur.
Dalam Kesempatan Ini, Saya menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah dalam penanggulangan bencana di jawa timur, semoga menunjukkan dedikasi luar biasa semangat kebersamaan ini terus kita jaga dan menjadi kekuatan moral dalam setiap langkah pengabdian kita kepada masyarakat.
Melihat kondisi bencanan yang terus meningkat, ada beberapa penekanan dan arahan strategis yang perlu saya tegaskan: di antaranya Perkuat Koordinasi Lintas Sektoral . Polri akan mengintensifkan komunikasi dengan BPBD, TNI, basarnas, dinas sosial, dan instansi terkait. setiap kabupaten/kota harus memiliki satuan tugas tanggap darurat yang aktif dan responsif, dengan alur komunikasi yang jelas ke pusdalops provinsi
Siapkan Personel Dan Sarana Prasarana , Polda dan polres agar memastikan posko tanggap darurat, kendaraan evakuasi, perahu karet, peralatan komunikasi, serta pasukan samapta dan brimob dalam prioritas penempatan status siaga. dilakukan pada 16 kabupaten/kota yang teridentifikasi rawan longsor dan banjir.
Tingkatkan kemampuan deteksi dan peringatan dini manfaatkan data BMKG, Pengamatan Lapangan BPBD, dan jaringan informasi masyarakat untuk menyampaikan peringatan cuaca, potensi rob, dan bahaya longsor secara cepat ke desa/kelurahan terdampak. peringatan harus diikuti rencana evakuasi yang jelas jalur evakuasi yang dan diverifikasi. sudah
Percepat evakuasi kemanusiaan dan bantuan utamakan keselamatan warga, terutama kelompok rentan: anak-anak, lansia, ibu hamil, dan penyandang disabilitas. pastikan logistik dan posko pengungsian layak, bersih, aman, dan terpantau.
Penegakkan karhutla hukum dan pencegahan polri akan menindak tegas setiap pelaku pembakaran lahan, perusakan lingkungan, dan pelanggaran hukum yang memperburuk risiko bencana. pencegahandan edukasi masyarakat harus berjalan bersamaan dengan penegakan hukum.
Latihan terpadu kesiapsiagaan dan evaluasi agar setiap satuan melaksanakan latihan tugas gabungan (table-top exercise dan simulasi lapangan) dalam 30 hari ke depan, serta menyusun laporan evaluasi yang transparan untuk memperbaiki prosedur operasi.
Bangun Komunikasi Publik yang humanis dan informatif saat bencana, terjadi keluarkan informasi resmi secara cepat, jelas, dan akurat untuk mencegah hoaks dan kepavikav κoordinasikan rilis informasi melalui Humas Polda Dan BPBD.
Bencana bukan sekadar ujian alam, tetapi juga ujian kemanusiaan dan tanggung jawab kita sebagai pelindung masyarakat. tugas kita adalah memastikan bahwa setiap warga Jawa Timur merasa aman, dan terlindungi serta diperhatikan dalam setiap situasi darurat.
Saya Minta Seluruh Personel: bertindak сераt,tерat, dan terukur. jaga keselamatan diri dan masyarakat.hindari tindakan reaktif tanpa koordinasi. Laksanakan tugas dengan profesionalisme dan keikhlasan, kesiapan kita hari ini adalah bentuk nyata dari bhakti kepada negeri dan wujud kehadiran negara di tengah masyarakat membutuhkan pertolongan. Mari terus kita perkuat sinergi, tingkatkan kemampuan, dan jadikan semangat gotong royong sebagai kekuatan utama Jawa Timur dalam menghadapi setiap tantangan bencana,”tutup Wabup.
Sementara itu, Pada kesempatan yang sama ,Dandim 0809/Kediri Letkol Inf. Ragil Jaka Utama juga mengajak serta menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan dan terus koordinasi antar elemen masyarakat setempat agar dapat dilakukan persiapan baik dalam kaitan personel dan peralatan yang dibutuhkan apabila terjadi bencana dan pasca bencana.
“Kewaspadaan harus ditingkatkan. Sinergi antara pemerintah, TNI, Polri serta para Relawan dan masyarakat harus tetap dijaga. Kalaupun nanti terjadi bencana kita sudah siap. Dengan kerja sama semua pihak diharapkan dapat meminimalisir dampak dari bencana yang terjadi.(Hariono)




Posting Komentar