Tinggal Sendiri di Rumah Tak Layak Huni, Nenek Paruh Baya Tak Pernah Dapatkan Perhatian Dari Pemerintah Sekitar
![]() |
Kondisi rumah Mbah Painem/Istimewa. |
KEDIRI,LINTASDAERAHNEWS.COM - Painem namanya, seorang nenek paruh baya yang tinggal sendirian di rumah termasuk tak layak huni sempat menjadi sorotan sinis masyarakat sekitar hingga menimbulkan rasa iba.
Bagaimana tidak, Atap teras depan rumahnya yang sudah roboh dan bagian dalam yang tak terawat ini tak kunjung mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat.
Bertempat di Dusun Candirejo Desa Tegowangi Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri. Dalam kesehariannya, Painem hanya bekerja sebagai buruh.
"Mbahe mek kerjo ketok brambang nderek tiyang kok mas (biasanya, saya hanya bekerja sebagai pemotong daun bawang merah ikut orang kok mas/Red)," ucap painem, Jum'at (01/03/2024) pagi.
Penghasilan yang ditekuni selama bertahun-tahun ini dijalaninya semenjak ditinggalkan oleh sang suami (meninggal) secara suka rela.
"Alhamdulillah, nggeh pokok cukup ndamel tumbas maem mbenditene (ya yang pasti cukuplah untuk membeli kebutuhan makan sehari-hari/Red),"katanya.
Nenek paruh baya yang tinggal sendirian ini sebenarnya memiliki 1 (satu) anak laki-laki, namun sang anak sudah memiliki keluarganya sendiri.
"Yugane mboten nate wangsul mas, paling nggeh repot nyambut damel (anak saya tidak pernah pulang mas, mungkin lagi sibuk kerja/Red)," papar Mbah Nem, sapaan akrabnya.
Dirinya mengaku hingga saat ini belum pernah ada bantuan yang diterimanya.
"Siyen pun nate, nggeh pas lurah sak derenge niki (dulu pernah, tapi jauh sebelum kepala Desa yang baru ini)," akunya.
Meskipun begitu, diusia yang sudah puluhan tahun ini ia tetap semangat bekerja keras demi mencukupi biaya sehari-harinya.
Saat di temui di kediaman Kepala Desa Tegowangi, dirinya seketika langsung menyambut dengan melontarkan sepatah kata secara singkat.
"Ini dari mana mas, kalau masalah Mbah Painem ini sudah masuk RAP (Rencana Anggaran Pelaksanaan). Sudah itu saja, silahkan pergi," katanya sembari menuntun pergi layaknya mengusir.
Ditanya mengenai nama lengkap serta gelar yang diembannya sebagai kepala Desa, ia langsung menyambar.
"Kuswanto! Sudah, titik," tegasnya dengan cara langsung pergi keluar rumah.
Apakah memang pantas bagi seorang pejabat Desa memperlakukan tamu dengan cara seperti itu? Ada apakah sebenarnya ini?. (Nasrul)
Posting Komentar