Tim Dosen UPNVJT Ubah Limbah Cangkang Telur Jadi Produk Bernilai Ekonomi
SURABAYA,LINTASDAERAHNEWS.COM – Dalam rangka menciptakan produk unggulan daerah yang sehat dan sustainable, tim dosen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur menghadirkan inovasi pemanfaatan limbah cangkang telur sebagai tepung tinggi kalsium. Program ini menggandeng ibu rumah tangga di Kelurahan Gebang Putih, Sukolilo untuk mengatasi penumpukan limbah cangkang telur di daerah tersebut. Selain itu, melalui pendampingan pengolahan tepung cangkang telur, program juga bertujuan meningkatkan keterampilan kewirausahaan di bidang food and beverage.
Pelatihan tepung cangkang telur telah dilaksanakan pada Kamis, 24 Juli 2025 melibatkan tim dosen lintas disiplin ilmu yang terdiri dari Galuh Pratama, Lina Nasehatun Nafidah, Gideon Setyo Budiwitjaksono, Ambar Alimatur Rosyidah, Lisana Shidqina, dan Miguel Felix Wijaya. Menggunakan pendekatan Community-Based Participatory Research, pelaksanaan kegiatan terdiri dari pelatihan teknis pengolahan limbah cangkang telur menjadi tepung fortifikasi kalsium yang aman dan berkualitas, pendampingan mitra dalam pengembangan formulasi dan produksi egg rolls, serta memberikan pengetahuan pada ibu rumah tangga dalam hal branding, dan pemasaran produk.
Ketika Limbah Jadi Tepung Tinggi Kalsium
Cangkang telur merupakan sumber kalsium, mengandung 94% kalsium karbonat. Pengolahan cangkang telur menjadi bubuk cangkang telur dapat menghasilkan tepung cangkang telur berkalsium tinggi. Tepung ini bila difortifikasi ke dalam adonan egg rolls, membuat jumlah kalsium dalam produk tersebut meningkat.
“Proses paling penting di tahap pembersihan dan sterilisasi. Jadi sebelumnya cangkang telur harus dicuci bersih. Setelah itu biar steril, direndam sebentar di air cuka. Selanjutnya dicuci pakai air sabun, harus food grade ya. Ini disikat sampai bersih. Kenapa ini penting? Ya untuk untuk menghilangkan sisa membran protein, kontaminan, dan bau amis,” jelas Galuh Pratama, dosen prodi pariwisata UPNVJT sambil mempraktikkan pembersihan cangkang telur.
Setelah proses pembersihan dan sterilisasi, cangkang telur masuk dalam tahapan pengeringan. Proses pengeringan menggunakan oven pada suhu 120 derajat celcius selama kurang lebih 1 menit. Tujuannya, selain sebagai sterilisasi lanjutan dan menghilangkan kandungan air, juga memudahkan proses penepungan. Cangkang telur yang sudah dioven ini dilakukan penepungan dengan blender berkecepatan tinggi. Bubuk ini selanjutnya dilakukan pengayakan menggunakan ayakan halus untuk mendapatkan tekstur tepung yang seragam. Bubuk cangkang telur hasil pengayakan inilah yang dapat dicampurkan ke dalam berbagai adonan kue. Pasca demonstrasi tepung cangkang telur, para ibu rumah tangga dilatih untuk membuat egg rolls dengan tepung tersebut.
Dorong Kewirausahaan Ibu Rumah Tangga
Selain pelatihan teknis, tim dosen juga memberikan pendampingan kewirausahaan berupa branding kemasan, hingga penetapan harga jual. Hasilnya, dua toples egg rolls dengan biaya produksi Rp48.747 per resepnya dengan potensi keuntungan sekitar 30% per toples.
“Kemasan ini nggak hanya soal estetik atau mempercantik jualan saja, tapi juga soal fungsinya. Karena egg roll ini kan renyah, perlu kemasan yang kedap udara. Ibu-ibu bisa gunakan toples sebagai kemasannya,” terang Ambar Alimatur Rosyidah, dosen ilmu komunikasi UPNVJT.
Program ini mendorong kewirausahaan ibu rumah tangga melalui pengolahan limbah berbasis food technology. Ini merupakan kunci dalam kemandirian dan pertumbuhan ekonomi masyarakat dengan memungkinkan ibu rumah tangga memulai usaha dengan modal rendah. Nilai ekonomi dari egg roll ini dapat meningkat karena bahan baku berasal dari limbah yang tidak memerlukan biaya tambahan. Program ini juga mendukung pencapaian SDGs, harapannya dapat berperan dalam pengentasan kemiskinan serta penguatan ekonomi keluarga.
Penulis : Ambar Alimatur Rosyidah,
Editor. : Hariono



Posting Komentar