Dari Bekel hingga Dakon, Mahasiswa UPNVJT Kenalkan Pembentukan Karakter Melalui Permainan Tradisional
SURABAYA,LINTASDAERAHNEWS.COM - Mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jawa Timur menggelar sosialisasi dampak penggunaan gadget dan pengenalan permainan tradisional melalui program bertajuk “KARTU GERIA: Karakter Terbentuk, Gerak Aktif Permainan Tradisional”.
Mereka adalah Seviola Dwi Ari Sandy, Kemal Reza Pahlevi, Dwita Safitri Ishma Syahirah, Violetta Jasmine, Alifa Fairuz Hasna, Vania Zahra Dwianza, dan Moch. Raja Nata. Program ini dilakukan dalam rangka praktik mata kuliah Komunikasi Sosial Pembangunan yang diampu Adhara Suwanta, M.A. dan Ambar Alimatur, M.A. Tujuannya untuk memberikan kesadaran kepada murid sekolah dasar akan bahaya penggunaan gadget yang berlebihan serta pentingnya gerak aktif melalui permainan tradisional.
Salah satu rangkaian acaranya adalah sosialisasi yang berlangsung pada Jumat (14/11/2025) bertempat di SD Medokan Ayu 2, Rungkut, Surabaya.
Pemilihan anak sekolah dasar sebagai sasaran utama karena usia ini telah menghabiskan waktu 3-5 jam bermain gadget sehingga kurang berinteraksi melalui permainan fisik. Hal ini dapat berdampak negatif dalam perkembangan moral dan karakter anak, terutama padaBkemampuan sosialnya. Sehingga, pengenalan kembali permainan tradisional perlu untuk dilakukan.
Berdasarkan hasil survei lapangan, mahasiswa memilih siswa dan siswi kelas 5, yang mempunyai persiapan dalam sosial dan fisik yang cukup untuk memahami, menerima dan aktif dalam kegiatan sosialisasi permainan tradisional. “Malah senang. (Program ini) sesuai dengan mata pelajaran hari ini, bahasa indonesia dan pancasila. Bagus untuk menanamkan karakter,” kata Bu Yekti Novita Sari, wali kelas 5C SD Medokan Ayu 2.
Sosialisasi ini memang menekankan pentingnya pembentukan karakter komunikatif dan kerja sama. Acara dimulai dengan memaparkan materi “Mengenal Lebih Jauh Tentang Gadget: Dampak dan Manfaatnya Untuk Kita” Selain mengenalkan dampak, para siswa juga juga diajak berinteraksi melalui tanya jawab menebak nama game online dan permainan tradisional.
Berikutnya, siswa diajak mengenal permainan tradisional melalui materi kedua. Menggunakan pendekatan partisipatif, siswa diajak mengenal langsung permainan tradisional dengan mempraktikkan tiga permainan, yaitu bola bekel, dakon, dan cublak-cublak suweg.
Mereka dibentuk menjadi tiga kelompok di mana masing-masing kelompok memainkan permainan yang berbeda. Kelompok tersebut bergantian memainkan tiga permainan sehingga semua anak dapat terlibat dalam semua permainan.
“Permainan tradisional ini bisa membangun karakter positif dan juga mengajarkan nilai-nilai budaya”jelas Alifa Fairuz Hasna pemateri dari mengenal permainan tradisional.
Permainan tradisional bola bekel sendiri melatih konsentrasi hingga menanamkan nilai kesabaran, sedangkan dakon mengajarkan kejujuran dan sportivitas. Selain itu, permainan cublak-cublak suweg menumbuhkan kerja sama, lagu yang digunakan mengandung arti bahwa mencari kebahagiaan harus kembali ke hati nurani.
Sepanjang acara, para siswa tampak antusias, terutama dalam mengikuti permainan tradisional. Riuh nyanyian lagu Cublak-Cublak Suweng terdengar lantang, sesekali pecah tawa dari mereka yang mendapat ‘hukuman’ harus menunduk. Acara pun ditutup dengan pembagian hadiah bagi kelompok terbaik dalam setiap permainan.
Puncaknya, ketika ditanya permainan apa yang paling menarik, mereka sepakat meneriakkan ‘dakon’. Mahasiswa pun menghadiahkan permainan dakon itu sehingga dapat dimainkan para siswa kedepannya.
Harapannya, melalui pengenalan permainan tradisional ini para siswa dapat kembali menikmati permainan fisik sehingga bergerak aktif dan mampu bersosialisasi.
Penulis : Ambar Alimatur Rosyidah
Editor. : Hariono



Posting Komentar