Seminar Nasional Teman Jatim 2025 di UPN “Veteran” Jawa Timur: Gen Z dan Ekonomi Kreatif Jadi Penggerak Pembangunan Inklusif dan Berkelanjutan
SURABAYA,LINTASDAERAHNEWS.COM — Fakultas Ilmu Sosial, Budaya dan Politik (FISIBPOL) Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur melalui PUSKAP Prodi Administrasi Publik kembali menggelar Seminar Nasional Temu Mahasiswa Administrasi Negara/Publik se-Jawa Timur tahun 2025 dengan tema “Optimalisasi Penguatan Ekonomi Kreatif dalam Mewujudkan Pembangunan yang Inklusif, Tangguh, dan Berkelanjutan.”
Kegiatan yang berlangsung pada Rabu, 29 Oktober 2025 di Auditorium Warsito, Gedung Twin Tower 1 lantai 12 Surabaya ini menghadirkan dua narasumber utama, yakni Prof. Dr. Diana Hertati, M.Si., dosen Administrasi Publik UPN “Veteran” Jawa Timur dan Dr. Moch Ali Mashuri, S.Sos., M.Si. dari Bapperinda Kota Mojokerto.
Acara ini dimoderatori oleh Sarah Meirina Sari, S.A.P., MPA., juga dosen Administrasi Publik UPNVJT.
Seminar ini diikuti oleh ratusan mahasiswa Administrasi Negara dan Publik dari berbagai perguruan tinggi di Jawa Timur. Selain menjadi wadah akademik, kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat jejaring mahasiswa dan memperluas pemahaman tentang peran ekonomi kreatif dan inovasi generasi muda dalam pembangunan daerah yang berkelanjutan.
Paparan pertama disampaikan oleh Prof. Dr. Diana Hertati, M.Si. dalam paparannya bertajuk Generasi Inovatif Menuju Pembangunan Inklusif dan Berkelanjutan menyoroti peran penting generasi muda, khususnya Gen Z, dalam menciptakan inovasi sosial dan digital. Ia menyebut bahwa 52% populasi Indonesia saat ini adalah Gen Z dan Milenial, generasi yang lahir di era digital dan berpikir secepat mereka menggulir layar ponsel. “Mereka bukan sekadar pengguna teknologi, tapi pencipta solusi. Masa depan pembangunan Indonesia ada di tangan mereka,” tutur Prof. Diana.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pembangunan inklusif berarti semua warga memiliki kesempatan dan manfaat yang sama dalam menikmati hasil pembangunan, sementara pembangunan berkelanjutan harus mampu memenuhi kebutuhan hari ini tanpa merusak masa depan. Dalam konteks ini, Gen Z didorong menjadi Agent of Green Disruption yang aktif dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama di bidang pendidikan, ekonomi layak, dan iklim.
Prof. Diana juga menekankan model kolaborasi Pentahelix yang melibatkan pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas, dan media, dengan Gen Z sebagai penghubung kelima elemen tersebut melalui peran digitalnya. “Inovasi akan hidup jika ada kolaborasi. Pemerintah bisa membuat kebijakan, tetapi generasi mudalah yang membuat kebijakan itu relevan,” jelasnya.
Ia memberikan contoh inspiratif melalui gerakan EcoNusa Youth Movement, di mana anak muda dari Papua dan Maluku berhasil mengubah konten digital menjadi gerakan sosial nyata untuk menjaga lingkungan. “Mulai dari ide kecil, ujicoba di komunitas, hingga kampanye digital edukatif—itulah cara nyata generasi inovatif bekerja,” pesannya.
Sementara itu, Dr. Moch. Ali Mashuri, M.Si, yang mengangkat materi bertajuk Transformasi Pemerintahan Daerah Menuju Pembangunan yang Tangguh, Inklusif, dan Berkelanjutan Berbasis Ekonomi Kreatif. Ia menjelaskan bahwa perubahan global seperti disrupsi digital, perubahan iklim, dan ketimpangan sosial menuntut sektor publik untuk bertransformasi menjadi lebih adaptif.
Menurutnya, Mojokerto sebagai kota dengan potensi sejarah dan budaya Majapahit memiliki peluang besar dalam mengembangkan subsektor ekonomi kreatif seperti fesyen, kriya, desain produk, dan arsitektur. Berdasarkan data BPS 2024, kontribusi ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Mojokerto meningkat sebesar 2,79% dengan pertumbuhan UMKM mencapai lebih dari 1.000 unit pasca-pandemi.
Ali Mashuri juga menyoroti pentingnya inkubasi digital bagi UMKM dan strategi jangka panjang dalam RPJMD 2025–2029 yang berfokus pada ekonomi inovatif dan pembangunan hijau. “Ekonomi kreatif bukan sekadar tren, tapi strategi berkelanjutan untuk memperkuat ketahanan daerah dan memperluas kesempatan kerja,” jelasnya.
Ia menambahkan, Mojokerto telah menginisiasi berbagai program seperti Skill Up Lab Advertising dan One District One Product (ODOP) yang terintegrasi dengan destinasi wisata kreatif. “Inovasi lokal yang kuat akan menjadi fondasi untuk menghadapi tantangan global,” tegasnya.
Moderator Sarah Meirina Sari menutup sesi dengan menekankan bahwa sinergi antara pemerintah, akademisi, dan generasi muda adalah kunci mewujudkan pembangunan yang tangguh dan berkelanjutan. “Kreativitas dan inovasi bukan hanya tentang ide, tetapi tentang keberanian untuk mewujudkan perubahan,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, UPN “Veteran” Jawa Timur berkomitmen menjadi pusat pengembangan gagasan dan kolaborasi mahasiswa dalam menjawab tantangan pembangunan berorientasi inklusif dan ramah lingkungan di era ekonomi kreatif.
Penulis : Sarah Meirina Sari, S.AP., MPA (Dosen Administrasi Publik, UPN “Veteran” Jawa Timur
Editor. : Hariono
#UPN Veteran Jawa Timur#Fakultas FISIBPOL#



Posting Komentar