Penjelasan Limbah Yang Muncul di Sungai Pohblembem Badas Kemarin, Masing-masing Pihak Berikan Statementnya
![]() |
Foto limbah hitam pekat nampak muncul di aliran arus sungai Pohblembem/Istimewa. |
KEDIRI,LINTASDAERAHNEWS.COM - Terkait temuan limbah hitam pekat yang muncul di aliran sungai Pohblembem pada Jum'at (01/03) kemarin yang pernah dimuat media https://www.lintasdaerahnews.com kemarin, kini masing-masing pihak dari salah satu pabrik memberikan penjelasan mereka.
Baca juga : https://www.lintasdaerahnews.com/2024/03/limbah-pabrik-cemari-sungai-diduga.html
"Gini mas, kalau kami waktu hari Jum'at kemarin jika sebelum jam 13:00 WIB bukan kami yang buang limbah. Tapi selepas pukul 13:00 WIB itu jujur saja kami yang membuang, bahkan tiap hari pun kami buang limbah begitu tampungan IPAL sudah penuh," ucap Yustinus, perwakilan pabrik Batik yang kebetulan juga sebagai koorlap pembuangan limbah waktu dijumpai, Sabtu (02/03/2024).
Dirinya menegaskan bahwasanya limbah daripada pabrik yang menjadi tempat bekerjanya itu tidak memiliki aroma, bahkan hampir sempat terucap limbah tersebut berasal dari pabrik lain.
"Ya kita tidak menuduh, tapi yang jelas limbah di pabrik Batik tidak bau. Mengenai warna, itu sebenarnya tidak berbahaya meskipun memiliki warna hitam pekat sekalipun, kan terbukti tanaman disekitar sungai subur-subur," jelasnya.
Ditanya mengenai bukti fisik pH-nya (angka yang mengukur seberapa asam atau basa suatu zat pada skala 0 sampai 14/Red) akan rincian kadar limbah daripada pabrik, justru dari pihak mereka tidak berani menunjukkan dengan dalih sudah menjadi ketentuan perusahaan.
"Kalau masalah menunjukkan file atau berkas fisiknya kami tidak bisa, karena itu bersifat privasi. Bahkan sekelas njenengan pun harus memiliki izin dengan membawa proposal, setelah itu baru nanti diadakan kordinasi. Kok njenengan, setiap instansi bahkan Muspika yang ingin tau harus memiliki izin terlebih dahulu kok," jelas Yustinus.
![]() |
Foto : Yustinus saat di wawancarai/Istimewa. |
"Kalau njenengan mau tau bukti dan ingin mengetahui kadar-kadar pH-nya silahkan minta di Pak Lurah (Kepala Desa/Red), atau datang langsung ke DLH (Dinas Lingkungan Hidup) Provinsi, kalau langsung minta ke sini (pabrik) itu tidak bisa," bebernya.
Syaifudin, orang yang kebetulan juga berbidang sebagai pelapor masalah pembuangan limbah yang layak menambahkan bahwa sebenarnya limbah yang di buang itu memiliki 2 (dua) kadar yang berbeda.
"Salah satunya yakni memiliki kadar kandungan urea yang tinggi, tapi jangan bilang siapa-siapa," serobot Syaifudin.
Sementara itu dari pihak RPH (Rumah Pembantaian Hewan) yang kebetulan berdekatan dengan pabrik Batik menegaskan bahwa limbah yang muncul kemarin bukan berasal darinya.
"Kalau itu sudah jelas bukan limbah dari kami mas. Meskipun itu dari kami, masak iya warnanya hitam pekat," ucap Parnu selaku Kepala Gudang RPH saat di datangi, Sabtu (02/03/2024).
Ia mengatakan bahwa hingga saat ini sudah tidak pernah lagi membuang limbah di aliran arus sungai Pohblembem.
"Kalau di kami sudah ada alternatif lain, yaitu limbahnya diolah menjadi pupuk organik. Kalau mau atau kebenarannya, silahkan di cek sendiri, telusuri arusnya, nanti bakalan kelihatan sumber daripada limbah tersebut," terang Parnu.
Meskipun sudah mulai menuai kejelasan, namun hingga kini belum ada kepastian mengenai kadar pH yang terkandung dalam limbah tersebut.
Berbahaya atau tidaknya belum ada bukti kuat untuk menafsirkannya. (Nasrul)
Posting Komentar