5 Kasus DBD di Kediri Terdeteksi, Pemerintah Kediri Himbau Masyarakat Tingkatkan Kewaspadaan dan Kebersihan
![]() |
Ilustrasi nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD). |
KEDIRI,LINTASDAERAHNEWS.COM - Memasuki musim hujan, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sudah mulai menyerang di Kediri. Pemerintah Kota dan Kabupaten Kediri terus mewaspadai penyebaran Nyamuk penyembab DBD. Terhitung hingga saat ini 5 kasus sudah ditemukan.
Kepala Bidang Pencegahan Pengendakian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Kediri, Hendik Suprianto mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kebersihan di lingkungan disekitar rumah masing-masing, Hal itu untuk pencegahan penyakit DBD.
Menurut Hendik, Musim pancaroba kemarau ke penghujan merupakan menjadi pemicu naiknya kasus DBD. Dia menyebut, memasuki bulan Oktober ini Kota Kediri sudah ditemukan 1 kasus positif DBD.
“Atas hal ini menjadikan kewaspadaan bersama untuk terhindar dari terjangkitnya penyakit ini,” ungkapnya.
Pada musim hujan, masyarakat harus waspada tempat yang dapat menjadi sarang nyamuk. Yaitu, sumber genangan di sekeliling rumah, seperti ban, kaleng, botol bekas, cekungan batang kayu, tempurung kelapa, ataupun talang yang tersumbat. Hendik menyebut, hal itu menyebabkan populasi nyamuk Aedes Aegypti meningkat.
Hendik memaparkan upaya efektif yang dapat mencegah kasus DBD meningkat adalah melakukan gerakan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus, yakni menguras, menutup dan mengubur.
“Selain itu, kami juga berupaya untuk terus melakukan sosialisasi dan meningkatkan kinerja dari para kader jumantik, melakukan foging bila ada kasus DBD,” ungkapnya.
Sementara itu, di Kabupaten Kediri antisipasi juga terus dilakukan Pemerintah. Retno Handayani, Kasi Pencegahan Pengendakian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri pun juga mengimbau masyarakatnya untuk melakukan pencegahan DBD.
Terkait kasus di Kabupaten Kediri Retno membeberkan, pada bulan Oktober 2022 ini, meski belum terdapat pasien positif kasus DBD. Namun di Kabupaten Kediri sudah terdapat 4 pasien tersangka atau memiliki gejala infeksi virus dengue. “Untuk saat ini, 4 pasien tersebut tengah mendapat perawatan di rumah sakit,” ujarnya.
Menurut Retno, berdasarkan pengalaman sebelumnya. Puncak dari kasus DBD biasa terjadi pada akhir Desember hingga Januari. “Biasanya waktu naik-naiknya iti terjadi pada dua bulan itu,” ungkapnya.
Dengan meningkatnya populasi nyamuk Aedes Aegypti ini, Retno memaparkan upaya paling efektif untuk mencegah DBD yakni dengan melakukan gerakan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus, yakni menguras, menutup dan mengubur.(Nasrul)
Posting Komentar