Tanggapan Bupati Tulungagung, Pasca Kecelakaan Maut KA Dhoho Menabrak Bus Harapan Jaya
Foto : Bupati Tulungagung Drs. Maryoto Birowo, M.M., didampingi Wakil Bupati H. Gatut Sunu Wibowo, S.E., dan Kapolres Tulungagung AKBP Handono Subiakto, S.H., S.I.K, M.H., (imam pamuji) |
TULUNGAGUNG, LINTASDAERAHNEWS.COM - Pemerintah kabupaten Tulungagung mendukung penuh dalam upaya penanganan pasca terjadinya kecelakaan maut kereta api Rapih Dhoho menabrak Bus Pariwisata Harapan Jaya yang terjadi pada Minggu (27/2/2022).
Hal ini dikatakan Bupati Tulungagung Drs. Maryoto Birowo, M.M., usai mendampingi Kapolres Tulungagung AKBP Handono Subiakto, S.H., S.I.K., M.H., mengecek sarana dan prasarana dalam Apel Gelar Pasukan Keselamatan Semeru 2022 bertempat di halaman Mapolres, Selasa (1/3/2022) Pagi.
“Pemkab Tulungagung mendukung upaya penanganan pasca terjadinya kecelakaan maut bus Harapan Jaya ditabrak kereta api Rapih Dhoho,” kata Bupati Maryoto didampingi Wakil Bupati H. Gatut Sunu Wibowo, S.E.,
“Tadi sudah disampaikan Pak Kapolres secara panjang lebar baik mengenai penanganan maupun evakuasi secara tiga dimensi sudah dilaksanakan,” imbuhnya.
Bupati Maryoto menambahkan, pihak Pemkab mendukung dari hasil analisa yang telah disampaikan pihak Polres Tulungagung dalam penanganan pasca terjadinya kecelakaan maut tersebut.
“Kita dukung dari hasil analisa terkait kecelakaan itu seperti apa, biar nanti secara teknis akan melakukan rapat koordinasi bersama Pak Kapolres bersama stakeholder terkait,” tambahnya.
Lebih lanjut Maryoto menjelaskan, sebenarnya untuk rambu-rambu di setiap perlintasan kereta api itu sudah ada.
Dengan kejadian kecelakaan maut ini, pihaknya akan melakukan evaluasi agar di kemudian hari kejadian serupa tidak terulang.
“Kita akan evaluasi sekaligus berkoordinasi dengan pihak KAI Daerah operasi (Daop) VII Madiun, bilamana dipandang perlu harus menyediakan apa terkait mungkin petugas maupun prasarananya,” terangnya.
”Sedangkan untuk dipasang portal atau hanya dengan dijaga petugas di perlintasan kereta api tanpa palang pintu secara teknis nanti masuk dalam pembahasan selanjutnya. Kalau memang harus disediakan oleh Pemkab nanti kita akan berikan bimbingan teknis maupun pelatihan untuk penjaga tersebut,” sambungnya.
Pihak Pemkab menyadari, memang belum melakukan koordinasi secara teknis dengan pihak KAI. “Baru sebatas informasi saja, lebih lanjut nanti bersama Pak Kapolres secara teknis akan dilakukan rapat pembahasan bersama stakeholder terkait,” imbuhnya.
“Namun demikian, kita tetap memberikan support seperti apa, entah nanti berupa program maupun dengan kondisi sarana dan prasarana untuk di perlintasan kereta api tanpa palang pintu tersebut,” Maryoto menegaskan.
Menurut Maryoto, pasca kecelakaan maut yang terjadi di perlintasan kereta api tanpa palang pintu itu jalan terobosan dan masih layak dilewati oleh masyarakat.
Pihaknya menyadari, Kabupaten Tulungagung itu secara tata ruang merupakan wilayah daerah kontingensi, yang dalam artian wilayah ketergantungan secara aktivitas lalu-lintas bagi masyarakat daerah lain.
“Oleh karena itu masyarakat enggan masuk kota biasanya melalui jalur terobosan seperti sering dilakukan oleh pedagang, anak sekolah, maupun masyarakat sekitar, jalan ini sementara masih layak saja dilalui,” jelasnya.
“Contoh seperti Kelurahan Bago hingga bis goling itu tidak ada palang kereta api dulu tidak ada dan ini inisiatif Pemkab namun hal itu proses panjang harus ijin dari Daop 7. Apapun demi keselamatan dan kepentingan untuk masyarakat kita akan melakukan,” sambungnya.
“Pada intinya, nanti secara teknis biar Pak Kadin Perhubungan dengan Pak Kasat lantas Polres Tulungagung melakukan kajian lebih lanjut,” pungkasnya.
Jurnalis : Imam Pamuji
Editor. : Hariono
Posting Komentar